Minggu, 09 Oktober 2016

Gejala Stress dan Cara Mengatasinya



Gejala Fisik Stress

“Dengarkanlah tubuh anda”. Tiap pelari pemula diberitahu hal ini. Hasil kerjanya akan mencerminkan penanganan anda terhadapnya. Ada beberapa pertanda stress yang umum dikomunikasikan tubuh anda, yaitu :

1.      Problem jantung. Stress bisa menyebabkan nyeri di dada dan gangguan jantung, termasuk rasa tertekan atau sakit di daerah jantung, jantung berdebar – debar dan denyut tak teratur.

2.      Tekanan darah tinggi. Suatu reaksi terhadap suatu implus stress adalah tekanan darah meningkat. Stress terus menerus akhirnya bisa membawa pada tekanan darah tinggi yang kronis.

3.      Ketegangan otot. Ketegangan otot ini tergantung pada tingkatan stress maupun lamanya keadaan stress berlangsung. Beberapa orang bisa benar – benar merasakan otot mereka menegang, sementara yang lainnya hanya merasakan nyeri.

4.      Sakit kepala. Suatu akibat normal dari ketegangan otot yang berlangsung lama adalah tension headache (sakit kepala oleh ketegangan). Ini biasanya berhubungan dengan ketegangan otot dalam leher dan daerah sekitar kepala. Memutar – mutar kepala dan bahu adalah cara effektif untuk problem ini.

5.      Kaki tangan dingin. Ketegangan otot bisa mengurangi aliran darah ke sel – sel otot. Hal ini mengganggu peredaran darah dan mengakibatkan kaki serta tangan terasa dingin. Digiatkannya kelenjar – kelenjar keringat pun ikut mendorong perasaan dingin dengan menguapnya keringat tersebut.

6.      Pernapasan dangkal. Suatu reaksi stress yang umum adalah menarik napas. Pernapasan akibat stress bisa menjadi otomatis dan membuat pernapasan normal menjadi makin sulit.

7.      Pusing dan mual. Stress dan ketegangan fisik dalam jangka panjang bisa menyebabkan mual dan pusing. Reaksi demikian bisa timbul amat mendadak.

8.      Gangguan pencernaan. Stress mempengaruhi fungsi lambung dan usus, hal ini menyebabkan masalah pencernaan dan buang air besar yang nyeri. Selain itu, bisa menyebabkan sekresi beberapa hormone yang berlebihan.

9.      Susah tidur. Anda akan mengalami sulit tidur dengan pikiran penuh stress dan kecemasan. Tidur terlalu sedikit akan menurunkan daya tahan tubuh terhadap implus stress yang baru.

10.  Kesulitan menstruasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menstruasi normal bisa dengan mudah dipengaruhi stress. Hal ini mengakibatkan menstruasi tidak teratur atau berhenti dalam jangka pendek ataupun panjang. Berkurangnya kesuburan pun bisa diakibatkan stress.

Gejala Mental Stress

1.      Kegugupan dan kecemasan. Suatu hal yang wajar kita menjadi gugup bila menghadapi situasi baru, misalnya bertanding, bertemu lawan – lawan baru, dll.

2.      Iritabilitas (mudah terganggu). Suatu gejala dini stress adalah sifat iritabilitas, terutama kepekaan terhadap bunyi.

3.      Kegelisahan. Kegelisahan yang berhubungan dengan stress biasanya menyebabkan anda bekerja tanpa tujuan, melompat dari satu hal ke hal lain dan tidak menyelesaikan apapun.

4.      Kelelahan kronis. Keadaan stress sering membawa pada suatu peningkatan permulaan dalam energy, dan banyak orang menyelesaikan banyak hal bila mengalami stress.

5.      Kemampuan performansi yang berkurang. Kegugupan spontan dan kecemasan mengurangi kemampuan mental dan fisik anda. Memacu diri anda tanpa istirahat akan membuat anda kurang bekerja secara effektif. Misalnya seorang pemain bola yang bertanding kurang memuaskan dibanding saat latihan.

Cara Mengatasi Stress

1.   Menerangkan tindakan kita. Hal ini memberi dalih bagi tindakan-tindakan kita yang digambarkan dalam sebuah ungkapan-ungkapan berikut.

“Saya tidak akan membiarkan pertandingan yang terbaik diambil dari saya”. Ini adalah suatu pertahan psikologis terhadap kekalahan, frustasi, atau kecemasan.

“Lakukan atau mati”. Sebagai pertahanan psikologis anda mungkin mengklaim bahwa tindakan anda adalah perlu.

Contohnya seperti yang diungkapkan oleh Phil Mickelson, seorang pemain golf dalam suatu wawancara mengatakan, “Saya tidak peduli apakah saya pernah memenangkan pertandingan besar. Saya tidak akan memainkan pertandingan ini tanpa menikmatinya, tanpa keasyikan yang saya miliki sekarang ini.”

2.   Menentukan tujuan. Hidup menjadi kurang berarti tanpa ada tujuan. Tapi apakah tujuan tersebut sesuai? Tujuan yang terlalu tinggi akan menimbulkan stress apabila tidak dapat dicapai. Misalnya seorang pemain badminton pemula memiliki tujuan menjadi pemain badminton terbaik di dunia dan dikenal banyak orang. Selain itu, terlalu banyak tujuan yang tak penting juga dapat menimbulkan stress.

3.   Perasaan humor. Sebagian orang kehilangan rasa humor saat mengalami stress. Perasaan humor merupakan suatu mekanisme pertahanan untuk menghadapi stress. Memang ini akan membantu penyakit yang disebabkan oleh stress.

4.   Berpikir positif. Sampai batas tertentu, jalan pikiran anda akan menentukan bagaimana anda menghayati suatu kejadian dan bagaimana reaksi dan perasaan anda. Dengan menemukan hal yang positif dalam segala situasi, dan memandang secara konstruktif kepada pengalaman, anda akan dibekali emosi yang baik untuk menangani kesulitan anda. Contoh ungkapan yang positif yaitu “ Saya sudah siap fisik maupun mental untuk bertanding kapan saja”.

5.   Keterbukaan. Memendam suatu tekanan dan emosi akan menyebabkan stress besar dan akhirnya membawa pada suatu “ledakan”. Anda mungkin harus lebih terbuka. Berbicaralah pada sesorang yang bisa mengerti dan bisa anda percaya.

6.   Penerimaan. Suatu penyebab yang umum dari stress adalah ketidaksanggupan untuk menerima secara realistis hasil yang diperoleh dalam pertandingan. Anda mngkin menyesalkan diri anda sendiri. Tapi cobalah meyakini bahwa tindakan anda adalah yang paling tepat seperti yang telah diatur Tuhan anda. Belajarlah untuk menerima diri anda sendiri dengan suatu sikap positif.



Daftar Pustaka

Waitz, Grete. 1984. Mengatasi Ketegangan Bersama Grete Waitz. Terjemahan Sinta A.W. Bandung : PT Angkasa.

Manz, Charles C. 2007. Emotional Discipline 5 Langkah Menata Emosi untuk Merasa Lebih Baik Setiap Hari. Terjemahan Aloysius Rudi Purwanta. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.